Welcome to My Blog


Kamis, 06 November 2014



Resensi Novel “DANUR”

      I.            Identitas Buku

1.      Judul Buku            : DANUR
2.      Pengarang Buku    : Risa Saraswati
3.      Tebal Buku            : 216 halaman, 13x19cm
4.      Penerbit Buku       : Bukune
5.      Tahun Terbit          : 2011
6.      ISBN                     : 602-220-019-9


   II.            Sinopsis
Nama ku Risa. Aku bisa melihat “mereka”. Dan “mereka”, sesungguhnya hanya butuh di dengar. Ketika penciumanku tertutup sedang mata hati terbuka lebar untuk mereka yang biasa kalian sebut.... HANTU.
Jangan heran ketika tak sengaja mendapatiku sedang berbicara sendirian, atau bahkan tertawa ketika tidak ada siapa pun yang kalian lihat sedang bersamaku. Karena aku tidak sendirian seperti yang kalian lihat. Coba picingkan sedikit mata kalian dan lihat aku sedang berbicara dengan siapa.
Kalian mungkin tak melihatnya...Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut...Hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa-jiwa penasaran atas kehidupan yang di anggap mereka tidak adil.  Kelebihan ku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukan. Kelebihan ini membawaku kedalam persahabatan unik dengan lima anak hantu Belanda.
Aku duduk di pojok loteng sambil mendekap kaki dengan kedua tanganku, kepala menunduk rapat menempel pada lutut. Betapa aku merindukan mereka, keluarga kecilku : Mama, Papa, Adik kecilkuyang bernama Riana, semua terasa tak adil akuharu hidup terpisah dari mereka. Tiba-tiba aku mendengar suara anak laki-laki menyebut namaku “Risa....”, di depanku muncul seorang anak laki-laki  keturunan Belanda berambut pirang dengan kemeja dan celana pendek coklat, bersepatu kulit dengan kaos kaki putih. Dia adalah Peter, sahabat pertama yang mengaku sebagai tetangga baru sebelah komplek rumah. Itulah awal pertemuanku dengannya, hingga akhirnya aku kenal Will Hendrick, Hans, dan Janshen.
Aku tidak menyadari bahwa tubuh pendekku ini tidak bisa berlari terlalu kencang. Aku tidak bisa fokus dan tidak bisa berlari terlalu fokus sehingga tidak menyadari bahwa orang-orang Nipon itu sudah berada tepat di belakangku. Hanya dengan sekali tebasan pedang di leher ku, semuanya menjadi samar, semuanya menjadi gelap, lalu kemudian hitam... Aku harus kehilangan Mama, Papa dan nafasku secara bersamaan. Di tangan orang-orang yang tidak ku kenal. Meninggalkan sejuta kebencian dan rasa sakit yang dalam –Peter-
Rasanya tak adil... Orang-orang baik seperti keluarga ku, yang ramah terhadap bangsamu, meninggal secara tidak wajar ditangan orang-orang sipit gila itu. Harus kehilangan semua mimpi dan masa depannya, lantas setelah mati harus rela disebut Hantu. Aku benci sekali kata itu... –Hendrick-
Sedih sekali jika harus membayangkan Oma Rose kesayangan ku yang sangat penyabar harus disebut juga sebagai hantu. Semoga Oma, yang entah dimana sekarang, bisa mendapatkan ketenangan dan tak seorang pun menyebutnya hantu. –Haris-
Sore itu aku sedang asik menggesek nouval (biola ku) di ruang tamu. Baru saja kuciptakan sebuah nada yang menceritakan suasana panas yang terjadi antara mama dan papa, tiba-tiba mendung bergelayut mengusir indahnya siang di tanah hijau di ikuti oleh masuknya segerombolan tentara Jepang yang biasanya mereka sebut ‘Nipon’ ke dalam ruang tamuku. Mereka mendapatiku sendirian dan lengah. Seketika juga semuanya hilang.-William-
Dia kehilangan giginya saat berlari dikejar Nipon. Sesaat sebelum Nipon menebas lehernya, dia terjatuh dan harus kehilangan gigi tengahnya. Janshen yang malang, namanya terlalu indah untuk mendapat julukan si Ompong. Dan entah sampai kapan harus menyandang nama ‘Si Ompong’ karena kini gigi tengahnya tidak akan pernah kembali tumbuh lagi menjadi gigi baru. –Janshen-
Jauh dari kehidupan “normal” adalah harga mati yang harus dibayar atas kebahagiaan ku bersama mereka. Dan semua itu harus berubah ketika persahabatan kami meminta lebih, yaitu kebersamaan selamanya. Aku tak bisa memberi itu. Aku mulai menyadari bahwa hidupku bukan hanya milikku seorang. Peter tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi didepan mataku, keempat temanku yang lain mengikuti keputusan Peter. Will dan yang lainnya pun ikut menghilang. Aku kesepian, dan kehilangan arah.
Jika kalian adalah orang yang menganggap mereka hanyalah khayalan, mungkin cerita-ceritaku tentang mereka bisa menjadi sedikit motivasi, untuk menjalani hidup dengan baik dan tak seceroboh mereka.  Tidak perlu mempercayai keberadaan mereka karena mereka tak butuh pengakuan.
Jika kalian memang orang-orang yang percaya mereka ada, cerita-cerita ini mungkin bisa mengubah cara pandang kalian tentang mereka. Mereka pernah hidup, sama sepertiku sama seperti kalian.... mereka butuh di dengar.

III.            Kelebihan
1.      Ceritanya sangat menarik.
2.      Ini adalah kisah asli sang penulis, sehingga semakin membuat para pembaca penasaran.
3.      Bisa menjadi motivasi untuk siapapun.

IV.            Kekurangan
1.      Ada beberapa kata yang kurang dimengerti

  
  • Resensi By : 
  1. Anita Khasanah             => @Anitha_Westlife
  2. Novia Puji Lestari         => @Noviviaa
  3. Rahmah Septyaningsih => @RahmahSepty

    ~Thank You~

 


Rabu, 22 Oktober 2014

Lembaran Asa yang Hilang


Lembaran kertas yang usang
Tergoreskan dengan serpihan tinta
Tertuliskan ribuan asa disana
Bagaikan duri yang menancap

                                                Terlihat jelas oleh mata
                                                Rintikan hujan membasahinya
                                                Menghisap beberapa tulisan yang terpampang
                                                Begitu nelangsa melihatnya
Seseorang jelanak
Ia terkejut melihatnya
Tegukan air keringat sudah ia tumpahkan
Demi merajut asa yang indah
                       
                                                Tapi....
                                                Semua itu telah hilang
                                                Karena kejadian itu sangat cepat
                                                Seperti virus yang mematikan 

karya : Novia Puji Lestari

                                               

Sabtu, 18 Oktober 2014

Hello Kitty




Hello Kitty (ハローキティ Harōkiti) adalah nama untuk sebuah karakter yang didesain oleh perusahaan Jepang, Sanrio. Hello Kitty yang memiliki nama lengkap Kitty White adalah personifikasi dari kucing berwarna putih dengan ciri khas pita atau hiasan lainnya di daun telinga sebelah kiri dan mulut yang tidak digambar.
Hello Kitty pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1974. Hak cipta Hello Kitty didaftarkan pada tahun 1976 dan sekarang merupakan merek dagang di seluruh dunia. Pada waktu pertama kali diperkenalkan, target utama pemasaran Hello Kitty adalah anak perempuan, tapi sekarang penggemar Hello Kitty terdiri dari wanita maupun pria dari berbagai kalangan usia.
Di Jepang, penggemar berat dan kolektor Hello Kitty disebut Kitty-ra. Pada tahun 2004, barang-barang Hello Kitty menembus pasar lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Karakter Hello Kitty sudah merupakan subkultur yang mewakili budaya Jepang.


Profil resmi Kitty
Profil berikut ini adalah sesuai keterangan resmi yang dikeluarkan tahun 2005 dan berlaku hingga sekarang.
  • Nama lengkap: Kitty White
  • Tanggal lahir: 5 july 1996 (bintang: cancer)
  • Golongan darah: A (Negatif)
  • Tempat lahir: Pinggir kota London
  • Tinggi badan: Lima buah apel yang disusun ke atas
  • Berat: Tiga buah apel yang mengkilat
  • Pintar dalam: membuat orang senang
  • Makanan kesukaan: Kue pie apel buatan Mama (alias mum atau Mary)
  • Kata kesukaan: "Persahabatan"
  • Koleksi: Benda-benda kecil yang lucu seperti permen, bintang, ikan mas, dan lain-lain
  • Mata pelajaran kesukaan: bahasa Inggris, musik, seni visual dan makan kue pie
  • Ciri-ciri: Anak kucing yang riang dan berhati baik. Sangat akrab dengan saudara kembar yang bernama Mimmy.
  • Desainer
    • Shimizu Ikuko (generasi pertama, 1974-1976)
    • Yonekubo Setsuko (generasi kedua, 1976-1980
    • Yamaguchi Yūko (generasi ketiga, 1980-sekarang)