Resensi Novel “DANUR”
I.
Identitas
Buku
1. Judul
Buku : DANUR
2. Pengarang
Buku : Risa Saraswati
3. Tebal
Buku : 216 halaman, 13x19cm
4. Penerbit
Buku : Bukune
5. Tahun
Terbit : 2011
6. ISBN
: 602-220-019-9
II.
Sinopsis
Nama
ku Risa. Aku bisa melihat “mereka”. Dan “mereka”, sesungguhnya hanya butuh di
dengar. Ketika penciumanku tertutup sedang mata hati terbuka lebar untuk mereka
yang biasa kalian sebut.... HANTU.
Jangan
heran ketika tak sengaja mendapatiku sedang berbicara sendirian, atau bahkan
tertawa ketika tidak ada siapa pun yang kalian lihat sedang bersamaku. Karena
aku tidak sendirian seperti yang kalian lihat. Coba picingkan sedikit mata
kalian dan lihat aku sedang berbicara dengan siapa.
Kalian
mungkin tak melihatnya...Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering
disebut...Hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa-jiwa penasaran atas kehidupan
yang di anggap mereka tidak adil.
Kelebihan ku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukan.
Kelebihan ini membawaku kedalam persahabatan unik dengan lima anak hantu
Belanda.
Aku
duduk di pojok loteng sambil mendekap kaki dengan kedua tanganku, kepala
menunduk rapat menempel pada lutut. Betapa aku merindukan mereka, keluarga
kecilku : Mama, Papa, Adik kecilkuyang bernama Riana, semua terasa tak adil
akuharu hidup terpisah dari mereka. Tiba-tiba aku mendengar suara anak
laki-laki menyebut namaku “Risa....”, di depanku muncul seorang anak laki-laki keturunan Belanda berambut pirang dengan
kemeja dan celana pendek coklat, bersepatu kulit dengan kaos kaki putih. Dia
adalah Peter, sahabat pertama yang mengaku sebagai tetangga baru sebelah
komplek rumah. Itulah awal pertemuanku dengannya, hingga akhirnya aku kenal
Will Hendrick, Hans, dan Janshen.
Aku
tidak menyadari bahwa tubuh pendekku ini tidak bisa berlari terlalu kencang.
Aku tidak bisa fokus dan tidak bisa berlari terlalu fokus sehingga tidak
menyadari bahwa orang-orang Nipon itu sudah berada tepat di belakangku. Hanya
dengan sekali tebasan pedang di leher ku, semuanya menjadi samar, semuanya
menjadi gelap, lalu kemudian hitam... Aku harus kehilangan Mama, Papa dan
nafasku secara bersamaan. Di tangan orang-orang yang tidak ku kenal.
Meninggalkan sejuta kebencian dan rasa sakit yang dalam –Peter-
Rasanya
tak adil... Orang-orang baik seperti keluarga ku, yang ramah terhadap bangsamu,
meninggal secara tidak wajar ditangan orang-orang sipit gila itu. Harus
kehilangan semua mimpi dan masa depannya, lantas setelah mati harus rela
disebut Hantu. Aku benci sekali kata itu... –Hendrick-
Sedih
sekali jika harus membayangkan Oma Rose kesayangan ku yang sangat penyabar
harus disebut juga sebagai hantu. Semoga Oma, yang entah dimana sekarang, bisa
mendapatkan ketenangan dan tak seorang pun menyebutnya hantu. –Haris-
Sore
itu aku sedang asik menggesek nouval (biola ku) di ruang tamu. Baru saja
kuciptakan sebuah nada yang menceritakan suasana panas yang terjadi antara mama
dan papa, tiba-tiba mendung bergelayut mengusir indahnya siang di tanah hijau
di ikuti oleh masuknya segerombolan tentara Jepang yang biasanya mereka sebut
‘Nipon’ ke dalam ruang tamuku. Mereka mendapatiku sendirian dan lengah.
Seketika juga semuanya hilang.-William-
Dia
kehilangan giginya saat berlari dikejar Nipon. Sesaat sebelum Nipon menebas
lehernya, dia terjatuh dan harus kehilangan gigi tengahnya. Janshen yang
malang, namanya terlalu indah untuk mendapat julukan si Ompong. Dan entah
sampai kapan harus menyandang nama ‘Si Ompong’ karena kini gigi tengahnya tidak
akan pernah kembali tumbuh lagi menjadi gigi baru. –Janshen-
Jauh
dari kehidupan “normal” adalah harga mati yang harus dibayar atas kebahagiaan
ku bersama mereka. Dan semua itu harus berubah ketika persahabatan kami meminta
lebih, yaitu kebersamaan selamanya. Aku tak bisa memberi itu. Aku mulai
menyadari bahwa hidupku bukan hanya milikku seorang. Peter tidak pernah
menampakkan batang hidungnya lagi didepan mataku, keempat temanku yang lain
mengikuti keputusan Peter. Will dan yang lainnya pun ikut menghilang. Aku
kesepian, dan kehilangan arah.
Jika
kalian adalah orang yang menganggap mereka hanyalah khayalan, mungkin
cerita-ceritaku tentang mereka bisa menjadi sedikit motivasi, untuk menjalani
hidup dengan baik dan tak seceroboh mereka.
Tidak perlu mempercayai keberadaan mereka karena mereka tak butuh
pengakuan.
Jika
kalian memang orang-orang yang percaya mereka ada, cerita-cerita ini mungkin
bisa mengubah cara pandang kalian tentang mereka. Mereka pernah hidup, sama
sepertiku sama seperti kalian.... mereka butuh di dengar.
III.
Kelebihan
1. Ceritanya
sangat menarik.
2. Ini
adalah kisah asli sang penulis, sehingga semakin membuat para pembaca
penasaran.
3. Bisa
menjadi motivasi untuk siapapun.
IV.
Kekurangan
1. Ada
beberapa kata yang kurang dimengerti
- Resensi By :
- Anita Khasanah => @Anitha_Westlife
- Novia Puji Lestari => @Noviviaa
- Rahmah Septyaningsih => @RahmahSepty
~Thank You~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar